Iman D. Nugroho, Kupang, Timor Barat
Penerbangan panjang dari Jakarta ke Kupang berakhir "manis". Rasa tersiksa karena perut lapar lantaran tidak ada makanan yang disajikan dalam penerbangan murah itu, terbayar dengan segelas Mie Gelas yang diberikan secara ruma-cuma oleh salah satu pramugari. Nice,..
Tidak ada yang istimewa dalam penerbangan Jakarta-Kupang, Kamis (16/7) malam. Pesawat Lion Air pun saat itu tidak "mewarnai" penerbangan dengan delay panjang. Penerbangan yang dijadwalkan pukul 17.10 wib pun mulus, tepat pada waktunya. Yah, pernak-pernik kecil justru muncul dari salah seorang perempuan yang enggan menaruh tasnya di bagasi. Padahal ia duduk di bangku dekat pintu darurat. "Crazy ye, tas ini isinya uang," katanya. Para pramugari yang berusaha menjelaskan regulasi penerbangan pun disambut dengan cacimaki campuran bahasa Indonesia-Inggris.
Problem kecil mulai muncul ketika pesawat transit di Surabaya. "Penumpang transit tetap tinggal di dalam pesawat," kata pramugari melalui pengeras suara. "Wah, nggak ada kesempatan lagi beli makanan di bandara, trus dibawa ke pesawat, tenang saja,..mungkin untuk penerbangan dua jam ke depan ada roti dan air mineral untuk mengganjar perut," kata saya dalam hati.
Sekitar 20 menit pesawat itu take off, harapan itu pupus. "Maaf pak, tidak ada," kata seorang pramugari Lion Air pada Saya. "Ada susu coklat atau roti-roti yang bisa dibeli?" tanya saya mencari solusi. "Kita kehabisan stok pak, adanya air mineral dan minuman isotonik," katanya. Hmmm,..akhirnya air mineral pun menjadi pilihan saya. Menit berganti menit, perut yang keroncongan pun semakin menyiksa. Air conditioner yang dingin, menambah siksa.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk mencegat pramugari yang saat itu melintas. "Mbak,..kalau saya lapar banget gimana nih?" tanya saya yang dibumbuhi wajah semelas mungkin."Maaf pak,..nggak ada," katanya. "Gimana dong,.." saya merajuk. "Tapi saya ada Mie Gelas, bapak mau?" tawarnya. Saya mengangguk. "Bapak silahkan ke belakang,..makan di sana saja," tawarnya. Tanpa babibu, saya mengikuti langkah si pramugari yang menurut saya buaiiikkk banget itu.
Singkat kata, dengan ditemani Mie Gelas yang meluncur pelan di tenggorokan, di kabin belakang pesawat Lion Air itu saya berbincang dengan si Mbak baik hati. "Do i have to pay it?" tanya saya. "Nggak usah pak, mungkin bapak mau nambah kerupuk, silahkan saja,.." katanya. Jelas saya menolak. Jaim rek!
Pelajaran dari tulisan ini: jangan takut mecegat pramugari! hehe,..
lumayan om, bisa buat stok jurus baru =D
ReplyDelete