Iman D. Nugroho, New York
Kemenangan Barack Obama dalam Pemilihan Presiden AS, seakan menjadi "kemenangan" dunia. Posisi Barack yang dikuyo-kuyo John McCain dan Sarah Pailin dalam masa kampanye, memposisikan Barack sebagai tokoh yang pantas dibela, dan menjadi simbol kesetaraan ras dan warna kulit. Harapan dunia pun tertumpu di pundak tokoh yang pernah hidup di Indonesia itu. Bisakah Barack Obama mewujudkan harapan dunia?
Test pertama mungkin soal Iraq dan Afghanistan. Barack yang selalu mengatakan kebijakan Presiden Bush mengirim pasukan ke Iraq dan Afghanistan adalah kebijakan yang "keliru", hendaknya memunculkan anti tesis dari kebijakan George W. Bush. Yakni, menarik pasukan dari Iraq dan Afghanistan, serta memberikan kesempatan kedua negara itu untuk menentukan nasibnya. Tentu saja, AS (Barack) harus "membayar" kesalahan George W. Bush. Dengan "menemani" (bukan menguasai) Iraq dan Afghanistan selama masa transisi. Itupun bila Iraq dan Afghanistan mau. Kalau mereka menolak untuk ditemani AS, Barack harus menerima hal itu. Iraq dan Afghanistan memang bukan "milik" AS.
Test kedua adalah soal perminyakan global. Keengganan AS menandatangi Kyoto Protocol (yang berisi pembatasan penggunaan minyak bumi), harus segera berubah. Barack, kalau memang peduli dengan dunia, harus mendorong kebijakan lingkungan AS menjadi lebih "pro" dunia. Tandatangani Kyoto Protokol! Dengan begitu, maka AS akan berubah dari pengguna minyak bumi terbesar, menjadi negara yang mendorong "kesehatan" bumi terbesar. Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah meninjau kembali kebijakan perusahaan-perusahaan minyak asal AS yang membuka "usaha" di luar AS. Bila kebijakan itu dinilai tidak adil, AS harus mendorong adanya kebijakan baru yang lebih adil.
Tes ketiga adalah langkah Barack Obama untuk memberi kesempatan kepada negara manapun (di luar AS), untuk menentukan nasibnya. AS, harus melepaskan diri stempel "polisi dunia". AS memang bukan polisi dunia. Artinya, tidak ada hak dari AS untuk mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan negara-negara di dunia. Aturan dunia adalah kesepakatan. Regulator dunia adalah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang adil. Bukan PBB yang membawa kepentingan negara tertentu saja. PBB yang "benar", akan berupa permusyawaratan.
Kalau tiga hal itu bisa dilakukan Barack Obama, mungkin dia tidak hanya menjadi Presiden AS. Namun menjadi "Presiden" Dunia.
No comments:
Post a Comment