Press Release
Setelah bertarung selama seminggu (27 Juli – 3 Agustus) di ajang Atlantic Challenge di Jakobstad, Finlandia, tim ITS Maritime Challenge (MC) akhirnya tiba kembali di Surabaya, Minggu (10/8), setelah menempuh penerbangan selama 20 jam.
Meski tak sesukses yang diharapkan, tim yang terdiri atas 17 mahasiswa ITS tersebut berhasil meraih peringkat tertentu dalam sejumlah lomba yang ada. Bahkan mereka mampu mengalahkan tim dari Prancis yang selama ini cukup disegani.
Pada event tahun ini, tim ITS MC sebagai satu-satunya wakil dari negara Asia berhasil meraih peringkat 4 pada lomba L'Esprit dan sailing race, dan pada beberapa lomba lainnya masing-masing masuk peringkat 5 besar. Sedangkan nomor lomba yang meleset dari yang ditargetkan adalah lomba Captain Gig, Jackstay Transfer dan Passage Race.
Kegagalan tersebut, menurut Humas ITS MC Ahmad Ali Ridloh, dikarenakan kondisi lomba berbeda dari yang dibayangkan selama ini. Contohnya pada lomba Captain Gig, tempat bersandar kapal untuk penjemputan tamu ternyata memiliki ketinggian lebih dari 1,5 meter dari permukaan air dan memiliki panjang kurang dari 2 meter. “Biasanya tempat bersandar tingginya sama dengan kapal dan panjangnya lebih dari setengah panjang kapal,” tutur cowok yang karib disapa Ridloh ini.
Diakui Ridloh, untuk lomba kali ini prestasi ITS MC lebih menurun sedikit dari sebelumnya, tetapi banyak ilmu dan pengalaman baru yang berguna untuk event selanjutnya.
Dijelaskannya, kendala yang dialami selama lomba di Finlandia adalah dinginnya cuaca dan kondisi kapal yang mengalami kerusakan-kerusakan kecil setelah digunakan untuk latihan dan lomba. Sehingga kondisi kru ITS MC kebanyakan kurang fit pada pagi harinya karena harus memperbaiki kapal dulu sampai tengah malam.
Namun, kondisi kapal Merdeka selama di Finlandia cukup baik. Tidak mengalami kebocoran seperti halnya pada tahun 2004 di Prancis. Hanya saja saat di Finlandia mast step (dudukan tiang layar) kurang bagus, sehingga mengalami kerusakan setelah dipakai. Juga ada satu dayung yang patah saat latihan.
Dikatakan Ridloh, menurut beberapa peserta dari tim lain (Rusia dan United Kingdom/UK), kapal Merdeka sebenarnya sudah tidak cocok lagi untuk perlombaan. “Kata mereka kapal Merdeka ini memang cocok untuk pejalanan jauh, tetapi tidak cocok untuk lomba karena berat dan perlu diremajakan lagi,” ujar mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini mengutip pendapat tim lain.
Mereka menyarankan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tim ITS MC harus membuat kapal yang baru dan lebih ringan. “Dari lima gig (di UK, kami ambil satu yang paling cepat untuk dilombakan,” kata Gwen, salah satu kru tim dari UK saat itu.
Dari kegagalan itu, mereka memetik pelajaran baik dari sisi anggota tim maupun dari sisi kapal. Dari sisi tim, harus lebih ditingkatkan lagi kedisplinan dan profesionalitas dalam menghadapi sebuah lomba. “Kami terlalu fokus pada perlombaan saja, sehingga malah tidak mengistirahatkan diri sedikit pun dan itu berpengaruh saat turun lomba,” urai cowok asal Malang ini.
Sedang dari sisi kapal, desain keseluruhan kapal masih kurang pas digunakan untuk lomba-lomba yang berhubungan dengan dayung atau untuk jarak dekat yang butuh akselerasi cepat. “Ada kemungkinan kita akan merombak kapal Merdeka atau mencari supervisor lain untuk pembuatan kapal baru,” papar Ridloh.
Sebelumnya, supervisor untuk pembuatan kapal Merdeka yang dibuat pada tahun 2002 berasal dari Prancis. Untuk kapal baru, dipertimbangkan mencari supervisor dari UK yang dinilai cukup bagus.
Banyak sekali momen yang berkesan. Tetapi yang paling berkesan adalah ketika kapal dari tim Rusia, Belgia, dan Amerika Serikat (AS) mengalami kerusakan, mereka meminta pendapat dari tim ITS untuk membantu memperbaiki dan memberikan solusi. “Bukannya dari tim lain seperti Prancis, Irlandia, Finlandia atau yang lainnya. Kita tidak menyangka karana boat builder Indnesia masih memiliki reputasi yang baik di mata internasional,” ucanya bangga.
Tahun 2010, perhelatan dua tahunan ini bakal diselenggarakan di Quebec, Kanada sebagai tuan rumahnya. Tim ITS MC dipastikan akan berpartisipasi lagi dan berharap bisa memetik hasil yang lebih memuaskan ke depannya.
No comments:
Post a Comment