Prigi Arisandi, Ecoton
Sekali lagi ribuan ikan mati mengambang di Kali Surabaya, Peristiwa ikan munggut kembali terjadi di Kali Surabaya pada hari Selasa sore 12 Agustus 2008 hingga 13 Agustus 2008 pagi hari di Kali Surabaya mulai dari Desa Driyorejo sampai Karang Pilang Surabaya.
Ikan munggut sepertinya telah menjadi insiden rutin di Kali Surabaya yang terjadi pada setiap musim kemarau. Ikan munggut adalah terjadinya kematian ikan, kepiting dan udang air tawar yang terjadi secara massal dan tiba- tiba. Ribuan ekor ikan secara bersamaan tampak lemas dan berenang lambat dan berputar-putar di permukaan air dengan bagian perut menghadap ke bawah, bahkan sebagian tampak mati mengambang.
Jenis ikan yang mati didominasi oleh ikan bader yang berukuran tidak terlalu besar, dengan panjang antara 10-25 cm dan ikan mujaer. Ikan yang munggut tampak memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu mengalami pendarahan dan berwarna kemerahan di bawah mulut, perut dan bagian sirip. Selain itu sisik ikan bader tampak terkelupas, padahal ikan yang sehat memiliki sisik yang melekat kuat pada kulit.
Matinya Ikan Kali Surabaya pada 12-13 Agustus 2008 adalah indikasi pemerintah Propinsi Jawa Timur gagal melakukan pengendalian pencemaran air di Kali Surabaya. Sekaligus, merupakan bukti Perum Jasa Tirta 1 (PJT1) Malang Gagal melakukan upaya preventif atas matinya ikan di Kali Surabaya. Seharusnya PJT 1 sudah mengembangkan sistem pengendalian dan preventif bila terjadi ikan mati di Kali Surabaya
Industri juga telah menginjak-injak kewibawaan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, dari pantauan ecoton ditemukan sebuah industri yang membuang limbah tanpa diolah di Kali Surabaya yang menyebabkan kematian ikan, padahal dalam Perda 5/2000 dan PP 82/2001 telah dijelaskan bahwa setiap industri yang membuang limbah kebadan air harus melalui proses pengolahan
Pemprop Jawa Timur harus bertindak tegas menyeret industri pembunuh ikan di Kali Surabaya di pengadilan, untuk memberikan efek jera agar peristiwa ikan mati massal tidak terulang lagi ditahun yang akan datang.***
No comments:
Post a Comment