Iman D. Nugroho
Sekitar 200 orang warga lumpur yang mewakili 997 kepala keluarga warga Perumahan Tanggul Angin Sejahtera (Perumtas) menggelar demonstrasi di depan kantor PT. Minarak Lapindo Jaya di Surabaya, Rabu(21/08/08) ini. Mereka menagih uang sisa pembayaran yang dijanjikan PT. Minarak akan diberikan Juni lalu. Namun, hingga tiga bulan berselang, pembayaran itu belum juga dilakukan.
Kepada The Jakarta Post, koordinator demonstrasi Agus Hariyanto mengatakan, unjuk rasa kali ini terpaksa dilakukan karena janji PT. Minarak Lapindo Jaya tidak segera terealisasi. Bahkan, warga mengguhungi Direktur PT. Minarak Andi Darussalam, juga tidak ada kepastian. "Demonstrasi ini adalah jalan satu-satunya untuk mengingatkan kembali perihal pembayaran itu," kata Agus.
Sayangnya, saat demonstrasi berlangsung, tidak ada seorang pun dari PT. Minarak Lapindo Jaya yang ada di kantor yang terletak di lantai IV gedung Srijaya itu. Saat Andi Darussalam dihubungi melalui telepon, Andi malah meminta pertemuan dilakukan di sebuah restauran di khawasan Bandara Udara Juanda, yang berjarak sekitar 30 Km dari lokasi tempat korban lumpur berdemonstrasi.
Permintaan Andi ditolak oleh para demonstran. Lantaran, sebelum melakukan demonstrasi di depan kantor PT. Minarak Lapindo Jaya, warga korban lumpur sudah menghubungi Andi dan memberitahukan perihal lokasi demonstrasi. "Ini seperti mempermainkan kami saja, Andi harus ingat, PT. Lapindo yang menyebabkan ini semua, dan kami adalha korban," kata Agus.
Dari kelompok Hingga saat ini ada 997 Kk warga Perumtas yang terkatung-katung hidupnya. Janji rekolasi rumah yang dijanjikan oleh PT. Minarak Lapindo Jaya belum semua terealisasi. Bahkan, sebagian besar masih berbentuk tanah, tanpa bangunan. "Padahal janjinya, kami akan diberikan rumah, dan uang sisa penjualan diberikan lagi kepada kami," kata Agus.
Keterangan Foto: Hendro D. Laksono saat hearing dengan LBH Surabaya dan AJI Surabaya
No comments:
Post a Comment