Iman D. Nugroho
Hasil pemeriksaan kesehatan jiwa Kepolisian Polda Jawa Timur terhadap Verry Idam Henyansyah atau Ryan, pemuda yang diduga melakukan pembunuhan berantai terhadap 11 orang, menunjukkan bahwa Ryan tidak mengalamo gangguan jiwa. Artinya, Ryan dalam kondisi sadar saat melakukan pembunuhan yang dituduhkan kepadanya. Hal itu dikatakan AKBP. Dr. Rony Subagyo, Spesialis Kedokteran Jiwa Polda Jatim, Kamis (31/07/08) di Mapolda Jatim.
“Tidak ada tanda adanya gangguan jiwa berat. Daya nilai realitas, baik dan normal. Berarti apa yang dilakukan, disadari dan dipahami, termasuk akibat dan konsekuensi dari perbuatan itu,” kata Rony Subagyo. Dokter juga menemukan ciri kepribadian yang sensitif, mudah tersinggung dan mudah marah. Dalam melampiaskan kemarahannya itu, bentuknya impulsif dan agresif. Seperti melempar, membanting dan memukul.
Sifat Ryan yang demikian, menurut Rony disebabkan karena dinamika kehidupan keluarga yang sering diwarnai dengan cek-cok. Sang Ibu, Kasiyatun, yang sehari-hari dominan dalam perkawinan, membentuk Ryan menjadi pemarah, agresif dan membenci wanita. “Karena itulah, Ryan akhirnya tumbuh menjadi homoseksual, dalam hal ini Ryan senang menjadi sosok wanita,” kata Rony. Terlebih, sejak kecil Ryan juga tidak mendapatkan perhatian.
Dalam pemeriksaan terhadap Kasiyatun pun ditemukan hasil yang cenderung sama. Ibu Ryan yang memiliki sifat sensitif, mudah tersinggung dan mudah marah. Meski begitu, Rony meyakinkan tidak adanya keterkaitan antara orientasi seksual Ryan dengan perbuatan yang dilakukannya.
Dalam proses pemeriksaan, kata Rony, Ryan sering menunjukkan prilaku pura-pura gila Ryan ingin kelihatan tidak normal atau sakit. Untungnya dokter bisa mengetahui hal itu. “Dalam kasus Ryan, tidak ada penyesalan, karena itulah tidak ada perubahan setelah dia melakukan pembunuhan yang pertama,” katanya.
Sementara itu, indikasi masih adanya 4-5 mayat lain dan kemungkinan keterlibatan pihak ketiga (keluarga) itulah, yang membuat pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan penggalian Kamis (31/07/08) ini. Penggalian dilakukan menyeluruh di halaman belakang dan bagian dalam rumah Ryan di Jombang, Jawa Timur. “Hari ini dibongkar secara menyeluruh di rumah itu, agar masyarakat tahu bahwa polisi sudah mencari semua meskipun tanpa pengakuan Ryan,” kata Rusli Nasution, Direktur Reserse dan Kriminal Polda Jawa Timur.
Informasi yang didapatkan The Jakarta Post dari Polda Jatim menyebutkan, saat ini ada 4-5 mayat lain yang masih berada di dalam tanah. Yakni, dua mayat di dalam rumah, tepatnya di bawah ruang tamu dan di bawah kamar Ryan. Serta tiga lagi di halaman antara kandang ayam dan kamar mandi, halaman sebelah kanan dan di bawah kebun tebu belakang rumah. Titik terakhir ini dicurigai karena selalu dikerubuti lalat di atasnya.
Keberadaan dua mayat yang berada di dalam rumah itulah memperkuat dugaan keterlibatan keluarga Ryan. Meskipun hingga saat ini Polisi masih belum bisa memastikan hal itu. “Keterlibatan keluarga Ryan akan kita dalami lagi, termasuk sejauh mana keterlibatannya, karena memang harus diketahui kapan menggali dan kapan pembunuhan itu terjadi,” katanya.
Kemungkinan keterlibatan keluarga dikuatkan ditemukannya sepeda motor milik Achsoni atau Soni, salah satu korban yang diduga kuat meninggal, dipakai oleh salah satu kerabat Ryan bernama Mulyo Wasis. Dugaan lain adalah pengakuan dua warga setempat, Suwarto dan Budiono, yang mengaku pernah disuruh ibu Ryan, Kasiyatun untuk menggali lubang di belakang rumah. Di lokasi yang digali itu ditemukan mayat.
Ryan sendiri, hingga saat ini masih ditahan di Polda Jawa Timur, didampingi Noval, seseorang yang disebut-sebut sebagai kawan dekat Ryan. Hingga berita ini diturunkan, Ryan tetap bersikukuh “hanya” membunuh 10 mayat di Jombang dan 1 di Jakarta. “Tidak ada pengakuan lain selain itu,” kata Rusli.
Sampai Kamis ini, Polda Jawa Timur sudah memeriksa 25 saksi yang diduga bisa memperjelas peristiwa pembunuhan itu. Termasuk pihak keluarga dan warga sekitar yang pernah bersinggungan dengan Ryan dan keluarganya. Mulai kuli gali tanah, kuli angkut hingga tetangga kanan dan kiri rumah Ryan di Jombang.
Sementara itu, otopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim masih belum menunjukkan perkembangan berarti. Hanya tiga dari 10 mayat yang berhasil diidentifikasi. Dr. Kesehatan Polda Jawa Timur, M. Rudi mengatakan, lamanya mayat dikubur membuat proses otopsi sulit dilakukan. Ketiga mayat itu dan diserahkan ke pada keluarga, Jumat besok. Di ruang otopsi RS. Bhayangkara masih tersimpan enam tengkorak manusia yang beberapa hari lalu diambil dari belakang rumah Ryan.
*Indra Harsaputra Melaporkan dari Jombang, Jawa Timur
No comments:
Post a Comment