Sekretaris (Bukan Sekretaris Jenderal seperti disebutkan sebelumnya-red) Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Kota Madiun Tri Joko Kuncoro ditembak oknum polisi ketika mengamen di bus cepat jurusan Ponorogo-Surabaya. Akibat aksi ala koboi itu, Joko dirawat di RSUD Dr. Soetomo karena proyektil yang pecah menyebar itu hingga kini tidak bisa dikeluarkan.
Kejadian itu terjadi Kamis (17/1) pagi. Ketika itu aktivis yang akrab dipanggil Kojek itu sedang mencari nafkah dengan mengamen dari bus ke bus.Sabtu pagi lalu, Kojek memilih bus Akas jurusan Ponorogo-Surabaya. "Tanpa pikir panjang, saya langsung naik ke bus itu dan mengamen," kata Kojek. Lagu-lagu perjuangan yang biasa dinyanyikan saat demonstrasi pun melantun dari sosok tinggi besar itu. Seperti lagi berjudul Marsinah dan Di Sini Negeri Kami.
Usai dua lagu, layaknya pengamen kebanyakan, Kojek meminta uang dari para penumpang dengan menggunakan bungkus permen sebagai wadahnya. Ketika Kojek meminta di bangku depan, tiba-tiba salah satu penumpang yang duduk di tengah bangkit dan mencengkeram tangan Kojek. "Keluar-keluar!" kenang Kojek menirukan gertakan penumpang yang kemudian diketahui seorang Polisi bernama Briptu Joko Sutrisno, anggota Polsek Metro Kebayoran Baru, Jakarta itu.
Kojek melihat Briptu Joko menggenggam pistol, meski diarahkan ke bawah. Sembari terus didorong, Kojek melangkah keluar melalui pintu belakang. Begitu pintu dibuka, bapak seorang anak itupun melangkahkan kaki untuk keluar bus. "Tiba-tiba ada suara letusan, tangan kanan saya terasa panas, ternyata saya ditembak," kenang Kojek.
Suami Mamik, itu pun sempat tersungkur dan kemudian bangun dan berlari menghindari tembakan kedua yang mungkin akan diarahkan ke tubuhnya. Mengabaikan rasa sakit dan panas yang terasa di tangannya. Bus cepat itu terus melaju.
Kojek yang ketakutan berlari menuju pos polisi yang kebetulan ada tidak jauh dari tempatnya di tembak. Kepada seorang polisi yang berjaga di sana, Kojek melaporkan kejadian yang baru saja dialaminya. Seorang polisi pun melakukan pengejaran. Sementara seorang polisi lagi membawanya ke RS. Dr. Soedomo, Madiun. Briptu Joko pun ditangkap dan diserahkan Provost Polres Madiun.
Rumah sakit terbesar di Madiun itu mengaku tidak mampu mengangkat proyektil di tangan Kojek yang ternyata pecah menjadi proyektil kecil. Kojek pun dirujuk ke RS. Dr. Soetomo, Surabaya. Ironisnya, RS terbesar di Indonesia timur itu pun hanya bisa mengambil proyektil terbesar yang bersarang di tangan Kojek. Sementara proyektil kecil-kecilnya masih tersisa dan belum diangkat.
Hingga kini, Kojek masih dirawat di IRD Dr. Soetomo. "Saya akan memperkarakan kasus ini," katanya. Di Surabaya, Papernas Surabaya menyerahkan kronologi peristiwa itu ke Polda Jawa Timur.
Teks foto:
Tri Joko Kuncoro
No comments:
Post a Comment