Naiknya harga makanan tradisional berbahan baku kedelai, seperti tempe, tahu dan akan disusul oleh kecap kedelai, memang tidak bisa lagi dihindari. Kenaikan yang dipicu oleh melambungnya harga kedelai dunia itu, menghantam produsen tempe dan tahu rakyat yang tersebar di hampir seluruh Indonesia. Pada ujungnya, harga tempe dan tahu yang merupakan "makanan pokok" pendamping di kalangan masyarakat bawah ini pun semakin tidak terjangkau harganya.
Soal rasa, kedelai, sebagai bahan baku tempe dan tahu, memang tidak tergantikan. Tidak ada marga kacang-kacangan selain kedelai yang bisa diolah menjadi tempe dan tahu yang "sempurna", sesempurna kedelai. Seperti jenis tempe kacang beras dan tempe ampas kelapa (bongkrek). Keduanya memiliki rasa yang jauh berbeda dengan tempe kedelai.
Juga soal manfaat tempe sebagai pemenuhan kebutuhan protein nabati. Seperti diketahui, tempe memiliki manfaat untuk melawan radikal bebas yang sekaligus menghambat ketuaan. Tempe juga mampu mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, diabetes dan kanker sekalipun. Zat yang ada di tempe juga membuat bakteri diare tidak beraksi, sekaligus menurunkan kolesterol darah.
Agung Pranatono dari Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) Lawang, Jawa Timur mengatakan, posisi tempe sebagai bahan baku murah pembuat tempe dan tahu, tidak bisa diganti. "Saudara" tempe di marga kacang-kacangan, seperti Kadang Koro pun memiliki ciri fisik yang berbeda. "Tempe juga bisa dibuat dari Kacang Koro, meski sama-sama murah, tapi tempe Kacang Koro menjadi lebih keras," kata Agung, Selasa (15/1) ini.
Namun, posisi kedelai sebagai sumber protein nabati yang murah, bisa didapatkan dari "teman-teman" kedelai, meski dari marga yang berbeda. Seperti jagung dan ubi (sweet potatoes). Jagung yang merupakan marga rumput-rumputan mengandung zat gula, kalium, asam jagung dan lemak. Ketika jagung masih berusia muda, zat yang terkandung jauh lebih banyak. Mulai lemak, protein, kalsium, fosfor, vitamin A, B1, B6, C dan K.
"Orang yang mengkonsumsi jagung bisa berefek lancar air seni, mencegah radang ginjal, hipertensi, diabetes, rakhitis, batu empedu, cacar air hingga diare, juga melancarkan ASI," katanya. Soal, harga pun jauh lebih murah. Di Jawa Timur, jagung biasa dijual dengan harga Rp.1500/kg. Sementara jagung manis, dihargai Rp.2200/kg. Jelas jauh lebih murah dari harga perkilogram kedelai.
Jagung juga bisa diolah menjadi makanan yang tidak kalah lezat untuk lauk makanan. Selain dibakar atau direbus menjadi jagung bakar dan jagung rebus, jagung bisa diolah menjadi bakwan jagung yang bisa dikombinasi dengan berbagai bahan makanan lain. Atau dijadikan sayur dan berbagai makanan kecil lain.
Selain jagung, Agung Pranatono menyarankan masyarakat untuk mencoba mengkonsumsi ubi atau sweet potatoes.Mengutip Nutrition Action Health Letter, ubi menempati rangking satu dari 58 jenis sayuran yang ada. Kandungan vitamin A yang empat kali dari wortel, yang berarti pula mencegah kebutaan, adalah salah satu keunggulan ubi.
"Beta carotene yang bagus untuk pertumbuhan, kandungan gula yang rendah, bebas lemak dan zat anti oksidan membuat ubi memang layak untuk dikonsumsi," kata Agung. Apalagi, ubi bisa diolah menjadi makanan yang menggantikan posisi kentang. Sebut saja untuk perkedel, roti hingga mie. Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) sediri sudah mengolah ubi menjadi berbagai makanan. Mulai brownies, juice hingga ice cream ubi. "Harganya hanya Rp.800-1200/kg," katanya.
Bagi masyarakat kelas bawah, jagung paling masuk akal menjadi pengganti tempe. Nur Khasanah, warga Pasuruan Jawa Timur misalnya, memilih jagung untuk diolah sebagai laut untuk menggantikan tempe. "Sekarang, beli tempe seribu dapat kecil," kata Nur Khasanah sambil menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai contoh.
Selasa kemarin, Nur Khasanah memborong jagung 10 kg di Pasar Porong Sidoarjo. Selain dikonsumsi keluarganya, jagung-jagung itu juga akan dijual. "Dicampur bumbu, jagung bisa jauh lebih enak dari tempe, jadi nggak usah bingung kalau tempe semakin mahal," katanya.
Keterangan foto:
Jagung, salah satu teman kedelai yang bisa diandalkan. Foto dokumentasi.
ide bagus tapi sulit diterapkan. omong kosong semua!!!!
ReplyDeletekayaknya di indonesia belum ada orang yg mau pasang iklan di blog. apalagi budaya plagiat, copy paste, sangat tinggi.
Thx komentarnya. Salam.
ReplyDelete