07 April 2007
Tolong Sampaikan ke Deddy Mizwar
Mas Deddy,..
Saya, masih kanak-kanak ketika melihat film Nagabonar 1 untuk pertama kali. Bahkan Saya tidak ingat tahun berapa, umur berapa atau bahkan jalan cerita utuh film itu. Yang pasti, sejauh yang tersimpan di memori Saya, Si Nagabonar mampu membangun image tentang seorang "hina"- seperti pencopet- pun mampu berguna untuk negeri, komunitas, orang tua dan tentu saja, dirinya sendiri. Nagabonar, benar-benar "Naga" di mata saya.
Melihat Nagabonar 2, saya tercengang. Betapa "Naga" itu masih ada. Meski rambutnya memutih, namun taring dan kuku-kukunya masih tajam. Cara Nagabonar bicara, bahasa tubuhnya, sorot mata bahkan air matanya pun masih sama. Ketika melihat Nagabonar menangis dalam film Nagabonar 2, seperti melihat Nagabonar menangisi Bujang, sahabatnya yang mati saat berperang. Ingin rasanya Saya ikut menangis, tapi tertahan malu.
Satu hal lagi yang kembuat Saya terkesan adalah cara Nagabonar membangun rasa cinta pada negeri bernama Indonesia. Selama 31 menjadi rakyat negeri ini, mungkin hanya 10 tahun terakhir Saya merasakan benar tentang rasa cinta itu. Bagaimana indahnya kemajemukan, keberagaman ras dan suku, dan tentu saja, selimut persoalan yang selalu menyertai negeri ini.
Meski sering Saya melihat pengelola negeri ini justru membuat kebijakan yang mengabaikan itu semua. Tapi sudahlah, mungkin pengelola negeri ini juga punya rasa cinta yang sama, namun kebingungan dalam mengekspresikannya. Jujur saja, Saya bukan tipe orang yang piawai memuji. Apalagi menilai film secara spesifik. Saya cuma ingin Mas Deddy tahu, film Anda bagus. Salam untuk semua yang terlibat dalam film itu.
*foto by www.nagabonar2.com
Belajar nasionalisme ala Nagabonar..
ReplyDeleteKesan itu yg saya tangkap dari film Nagabonar Jadi 2.
Kalo saja, Nagabonar tahu ada Jenderal yg namanya "Soeharto", pasti dia marahin tuh Jenderal itu. lha wong Jend Sudirman aja suruh nurunin "tangan hormatnya".
Belajar nasionalisme ala Nagabonar..
ReplyDeleteKesan itu yg saya tangkap dari film Nagabonar Jadi 2.
Kalo saja, Nagabonar tahu ada Jenderal yg namanya "Soeharto", pasti dia marahin tuh Jenderal itu. lha wong Jend Sudirman aja suruh nurunin "tangan hormatnya".