21 November 2006
Demo Anti Bush dipukuli polisi
Demonstrasi menolak kedatangan Presiden AS George W. Bush diwarnai dengan aksi pembubaran paksa oleh polisi. Beberapa mahasiswa menjadi korban pemukulan polisi. Dua mahasiswa yang tidak sempat menyelamatkan diri dan terjebak di kerumunan polisi, akan ditangkap. Meski akhirnya dilepaskan tanpa alasan yang jelas.
Demonstrasi yang digelar sekitar pukul 10.30 WIB itu diawali dengan orasi dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Mahasiwa yang tergabung Liga Mahasiswa National Untuk Demokrasi (LMND), Left Democratic Force (LDF), Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM) dan berbagai elemen kampus di Surabaya itu menyerukan perlunya Indonesia membangun industri nasional dan mengambilalih bisnis pertambangan yang sebelumnya dikuasai oleh asing. Kehadiran Presiden Bush menurut mahasiswa layak untuk ditolak karena dalam rezim George W. Bush terjadi banyak pembunuhan rakyat Palestina, Afghanistan, dan Irak. Kepada Pemerintah RI, mahasiswa mengingatkan masih banyaknya persoalan nasional yang sampai saat ini belum selesai. "Seperti kasus Lapindo, di tengah-tengah kita hadir salah satu mahasiswa yang menjadi korban Lapindo, alangkah lebih baik, bila dana yang digunakan untuk membangun helipad untuk Bush digunakan untuk membantu korban Lapindo," kata salah satu orator. Menjelang akhir demonstrasi, mahasiswa melakukan pembakaran replika Konjen AS yang ditutupi oleh bendera AS. Pembakaran dilakukan oleh salah satu mahasiswa yang hadir dengan seluruh tubuhnya dilumuri oleh lumpur lapindo. "Enyahlah kau setan dunia,.." kata mahasiswa mengiringi pembakaran yang dijaga ketat oleh tujuh SSK polisi dilengkapi dengan dua water canon. Usai demonstrasi, demonstran bergerak ke arah restaurant Mc Donalds yang terletak sekitar 50 meter dari Konjen AS untuk melanjutkan demonstrasi. Saat itulah, tiba-tiba polisi melakukan pengusiran dengan memukuli mahasiswa. Dua mahasiswa yang sedang berada di atas sepeda motor dipukul hingga terjatuh. Kedua mahasiswa itu akan ditangkap, meski akhirnya dilepaskan tanpa alasan yang jelas.
No comments:
Post a Comment